Lencana Facebook

Powered By Blogger
Danang. Diberdayakan oleh Blogger.

Kabut kecemburuan



Angin malam bersenandung lirih menghembus pucuk - pucuk pohon yang berdiri tegak di tengah kabut. Hati terasa tercekal oleh suasana sepi yang begitu mengiris. Dana termenung sendiri di tengah gelapnya malam, hatinya sakit oleh kata - kata yang di dengarnya dari Kanya, kekasihnya yang selam empat tahun ini. Apa arti perjalanan panjang yang dilaluinya selama ini ? Empat tahun yang sia - sia, dipertahankan, dipelihara hinga tumbuh subur tanaman cinta di hatinya, dipupuk, disiangi ilalang yang menganggunya. Tapi ternyata semak berduri itu merusaknya, semak berduri yang tumbuh di halaman hatinya.
          Betapa pedih, Dana menghembus nafas panjang, apa artinya semua harapan itu. Bila akhirnya hancur begitu saja. Masih terniang di telinganya suara merdu yang selalu merindukannya satiap malam, tapi kini terdengar menyakitkan. Malam itu Dana meminta kanya menunggunya di Cafe tempat mereka bertemu " Kanya, aku ingin menanyakan sesuatu padamu " ucap Dana begitu mereka duduk berhadapan. Kenapa tidak kau tanyakan saja, toh kau bebas kau ngomong apa saja seperti biasanya, " sahut kanya dengan cuek, " denga siapa kamu pergi tadi malam ? " kenapa kamu bertanya begitu, toh aku bebas pergi dengan siapa saja , aku juga tak pernah melarangmu pergi dengan siapa pun dia." Aku melihatmu dengan Ali tadi malam ?"  " Lalu ?"   "akuilah kanya akhir - akhir ini kamu sering bersama Ali" Dana melihat mata indah itu, ada keterkejutan disana. " ada apa antara kamu dan dia ?"  " kami hanya berteman Dana, apa tidak boleh aku berteman dengan temanku bahkan ia juga temanmu ?" 'Dana tersenyum pahit" , Kanya matamu tak bisa berbohong padaku, meskipun bibirmu berkata tidak."  'Kanya terdiam, Dana melihat kegelisahan pada sikapnya. Disentuhnya tangan yang dingin itu, Kanya tak bereaksi . Aku sudah dikianati temankun sendiri. Tak kusangka Ali tega melakukannya, perih suara batin Dana.   " Kau mencintai Ali ?"  Kanya tidak menjawab. " kau tidak mencintaiku lagi"  Kanya menggangkat wajahnya, Menatap tajam pada Dana, " tapi kau, bnyak sudah yang kau singahi, Dwi, Tutik, dan entah siapa lagi, mungkin Eny............, cukup sering kudengar semua itu," Kanya terisak perlahan.   Ali pasti Ali yang menyeritakan semua itu. Tak ada orang lagi, gumam Dana.   " dan kau juga?" tanya Dana pedih,   " Aku sedang belajar menjalaninya ........."    Dana mengutuk dirinya sendiri , kenapa semua itu harus dilakukannya , kenapa dia tidak mendengarkannya , padahal Dana tahu bahwa Kanya mencintainya  sunguh - sunguh. Dan sebenarnya Dia juga mencintai kanya juga. Apakah aku harus kehilangan dia ? batin Dana.   Sepertinya kau sudah tidak mengingginkan aku lagi , Kanya memang Ali lebih segala - galanya dariku,"   Dana memandang kanya yang menunduk menekuri segelas lemon tea dihadapannya.    " dan sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi, birpun sudah enpat tahun lewat........" ucap Dana pedih,    kita berpisah saja Kanya" Kanya tak menyahut.
Dana sudah tak tahan lagi , dia berdiri, lalu mengenggam tanggan kanya  untuk terakhir kali.
"Aku pulang.selamat malam." Dana membalikkan tubuh dan berjalan menjauhi cafe tempat favoritnya bersama Kanya. Masih sempat di dengarnya suara kanya sebelum ia melangkah,  Maafkan aku Dana............"
Tapi Dana sudah tak peduli, dia terus saja melangkah, kabut malam menjadi saksi kepedihannya,
          Sudah dua hari Dana tak bisa tidur, sejak pertemuannya dengan Kanya di Cafe itu. Apalagi sakap dana tetap biasa - biasa saja, seperti tidak ada sesuatu yang telah terjadi.
Satu bulan ini Kanya memang sudah berubah sikap dengannya. Menjadi kasar , tidak peduli dan selalu jika diajaknya pergi.  Apalagi banyak laporan dari teman - temannya yang sering melihat Ali dengan Kanya. Selama Dana masih tidak perduli. Dia percaya pada kesetiaan kanya selama ini, sampai suatu malam Dana melihat sendirimereka berjalan berdua.
          Dana membuka jendela, sinar matahari pagi yang menyilaukan matanya yng terasa berat. Dana merasa ini adalah karma , semula ia cukup curiga, kenapa kanya jadi banyak tahu  tentang dirinya. Tentang gadis - gadis yang dipacarinya sementara, lalu ditinggalkan begitu saja? Darimana kanya tahu tentang Dwi, Tuti, Eny, dan darimana kanya tahu kalau tidak dari Ali ?
          Dana mengakui kalau semua itu dilakukannya tanpa rasa bersalah pada kanya. Empat tahun ia melakukan itu, sudah berapa banyak gadis yang disakiti hatinya ?   Dana menatap sekeliling kamarnya . masih ada foto Kanya di dinding, sedang tersenyum.Diatas meja wajah kanya masih terpampang dengan manisnya memeluk Dana dan ada cangkir mungil kesayangan Kanya yang disimpannya.
          Tiba - tiba Dana merasa muak, marah. Marah pada Kanya, marah pada Ali dan terlebih pada dirinya sendiri. Dilemparkannya barang - barang pemberian Kanya, dirobeknya foto - foto itu, sampai serpihan terkecil, sampai tak ada lagi wajah Kanya, kenangan Kanya di kamarnya, Tapi di hatinya ? Dana masih sangsi.
Dana mendesak kenapa dulu ia menyalahgunakan kebebasan yang diberikan Kanya padanya? Kenapa ia begitu yakin cinta Kanyapadanya begitu murni ?
          Apalagi ada Ali yang tega menceritakan segala yang telah dilakukannya , dan begitu tega merebut simpati Kanya , mengalihkan cinta Kanya darinya. Ali yang diberinya kepercayaan untuk memegang teguh rahasianya, merusak segalanya.  Kalau saja Kanya mengerti bahwa Cinta Dana sebenarnya miliknya , bahwa gadis - gadis itu hanya sekedar mengisi waktu saja, bahwa ia tidak pernah menyuki mereka secara sungguh - sungguh.
          Dana menyesal,selama ini Kanya dianggapnya tak tahu apa - apa tentang dirinya .   Ada sejuta kata tanya di kepalanya , Dana berteriak keras , melepas segala beban di hatinya , tapi tidak bisa.   " Aku masih mencintainya" gumam Dana.
"Hatinya gundah".....selam seminggu Kanya kebinggungan . Dari teman Dana, Kanya tahu bahwa Dana belum pulang sampai sekarang. Diam - diam rasa bersalah muncul dari hatinya .
Pasti Dana pergi karena ia kecewa atas perpisahannya dengan Kanya sebulan yang lalu. Kanya mengakui bahwa ia tertarik pada Ali sejak Dana mengajak mereka pergi bertiga waktu Dana berulang tahun. Sikap Ali yang sangat sopan , baik hati segera menarik hati keluarga Kanya yang semula dekat dengan Dana . Rasanya begitu menyenangkan dekat dengan Ali, yang penuh perhatian, romantis. Berbeda dengan Dana yang kadang - kadang hangat, tapi sering egois dan rasa kecemburuannya.
          Sebenarnya ada rasa bersalah yang menggangu Kanya karena telah menghianati Dana. Tapi dia menyakitimu juga, diam - diam berhubungan dengan gadis lain, ucap hatinya,
Toh ia tak serius dengan gadis - gadis itu, buktinya ia tetap mencintaimu, bantah sisi hatinya yang lain. Untung saja ada Ali yang menceritakan kelakuan Dana padanya. Kalau tidak, entahlah.......berapa lagi Dana akan mendustainya. Kanya duduk di depan meja  riasnya.Disana ada foto Dana.Rasanya masuh belum sangup mengantinya dengan orang lain.
Memandang wajah di cermin, ia melihat wajah yang sedih, mata yang redup. Biasanya kalau melihat begini Dana akan segera menghiburnya dengan candanya yang kadang keterlaluan. Selama seminggu ini ia terus mengingat Dana . Empat tahun mereka bersama , tak mungkin melupakan begitu saja . Kesadaran bahwa ternyata ia masih mencintai Dana , terus menerus mengusik hatinya .
          Karena Ali semaunya berubah . Kanya tidak tahu apakah ia harus sediah ataupun gembira. Sedih mengetahui kelakuan Dana , gembira karena lepas dari Dana , dan mendapatkan Ali. Gembira,,,???benarkah...!!!buktinya kau murung terus selama ini , bisik hatinya. Kanya merenung kembali. Selama satu bulan bersama Ali . Kanya tak lagi merasakn kehangatanny. Kemana semua perhatian dulu...??Kanya masih ingat poembicaraannya dengan Ali saat terakhir kalinya mereka bertemu.
" Kanya " aku ingin bicara tentang hubungan kita " kata Ali.
" Tentang apa,Al ? tanya Kanya. Hatinya menduga - duga apa yang akan dikatakan Ali .
Babyak teman - teman bilang aku telah merebutmu dari Dana " kata Ali perlahan. " Lalu"?? tanya Kanya. " Padahal sebenarnya tidak bukan?"" Kanya menggeleng.  '" Tidak karena kau bermaksud baik menceritakan tentang  kelakauan Dana padakau , lalu kami putus.  Berarti kau tidak merebutku " "Bukan - bukan itu"  sahut Ali cepat , " maksudku , diantara kita toh tidak ada apa - apa , jadi mereka tidak berhak menuduhku begitu....." Makdudmu kita ........."  " Kita hanya berteman biasa, Kanya."    " Ali"....." kau jangan berfikir lain tentang kita , Kanya waktu itu aku kasihan melihatmu bersama Dana. Apalagi aku tidak mau memiliki bekas pacar temanku sendiri......" Ali berkata dengan ringan.          Kanya terkejut, rasa marah dan tersinggung memenuhi hatinya.
" Ternya kau Cuma ingin mempermainka aku. Ali dulu kau yang membuatku putus dengan Dana . Sekarang aku berkata kita Cuma berteman ......." Bersambung....hehehe

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar