Angin malam
bersenandung lirih menghembus pucuk - pucuk pohon yang berdiri tegak di tengah
kabut. Hati terasa tercekal oleh suasana sepi yang begitu mengiris. Dana
termenung sendiri di tengah gelapnya malam, hatinya sakit oleh kata - kata yang
di dengarnya dari Kanya, kekasihnya yang selam empat tahun ini. Apa arti
perjalanan panjang yang dilaluinya selama ini ? Empat tahun yang sia - sia,
dipertahankan, dipelihara hinga tumbuh subur tanaman cinta di hatinya, dipupuk,
disiangi ilalang yang menganggunya. Tapi ternyata semak berduri itu merusaknya,
semak berduri yang tumbuh di halaman hatinya.
Betapa
pedih, Dana menghembus nafas panjang, apa artinya semua harapan itu. Bila
akhirnya hancur begitu saja. Masih terniang di telinganya suara merdu yang
selalu merindukannya satiap malam, tapi kini terdengar menyakitkan. Malam itu
Dana meminta kanya menunggunya di Cafe tempat mereka bertemu " Kanya, aku
ingin menanyakan sesuatu padamu " ucap Dana begitu mereka duduk berhadapan.
Kenapa tidak kau tanyakan saja, toh kau bebas kau ngomong apa saja seperti
biasanya, " sahut kanya dengan cuek, " denga siapa kamu pergi tadi
malam ? " kenapa kamu bertanya begitu, toh aku bebas pergi dengan siapa
saja , aku juga tak pernah melarangmu pergi dengan siapa pun dia." Aku
melihatmu dengan Ali tadi malam ?"
" Lalu ?"
"akuilah kanya akhir - akhir ini kamu sering bersama Ali" Dana
melihat mata indah itu, ada keterkejutan disana. " ada apa antara kamu dan
dia ?" " kami hanya berteman
Dana, apa tidak boleh aku berteman dengan temanku bahkan ia juga temanmu
?" 'Dana tersenyum pahit" , Kanya matamu tak bisa berbohong padaku,
meskipun bibirmu berkata tidak."
'Kanya terdiam, Dana melihat kegelisahan pada sikapnya. Disentuhnya
tangan yang dingin itu, Kanya tak bereaksi . Aku sudah dikianati temankun
sendiri. Tak kusangka Ali tega melakukannya, perih suara batin Dana. " Kau mencintai Ali ?" Kanya tidak menjawab. " kau tidak mencintaiku
lagi" Kanya menggangkat wajahnya,
Menatap tajam pada Dana, " tapi kau, bnyak sudah yang kau singahi, Dwi,
Tutik, dan entah siapa lagi, mungkin Eny............, cukup sering kudengar
semua itu," Kanya terisak perlahan.
Ali pasti Ali yang menyeritakan semua itu. Tak ada orang lagi, gumam
Dana. " dan kau juga?" tanya
Dana pedih, " Aku sedang belajar
menjalaninya ........." Dana
mengutuk dirinya sendiri , kenapa semua itu harus dilakukannya , kenapa dia
tidak mendengarkannya , padahal Dana tahu bahwa Kanya mencintainya sunguh - sunguh. Dan sebenarnya Dia juga
mencintai kanya juga. Apakah aku harus kehilangan dia ? batin Dana. Sepertinya kau sudah tidak mengingginkan aku
lagi , Kanya memang Ali lebih segala - galanya dariku," Dana memandang kanya yang menunduk menekuri
segelas lemon tea dihadapannya. "
dan sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi, birpun sudah enpat
tahun lewat........" ucap Dana pedih,
kita berpisah saja Kanya" Kanya tak menyahut.
Dana sudah tak tahan lagi , dia berdiri, lalu
mengenggam tanggan kanya untuk terakhir
kali.
"Aku pulang.selamat malam." Dana
membalikkan tubuh dan berjalan menjauhi cafe tempat favoritnya bersama Kanya.
Masih sempat di dengarnya suara kanya sebelum ia melangkah, Maafkan aku Dana............"
Tapi Dana sudah tak peduli, dia terus saja
melangkah, kabut malam menjadi saksi kepedihannya,
Sudah
dua hari Dana tak bisa tidur, sejak pertemuannya dengan Kanya di Cafe itu.
Apalagi sakap dana tetap biasa - biasa saja, seperti tidak ada sesuatu yang
telah terjadi.
Satu bulan ini Kanya memang sudah berubah sikap
dengannya. Menjadi kasar , tidak peduli dan selalu jika diajaknya pergi. Apalagi banyak laporan dari teman - temannya
yang sering melihat Ali dengan Kanya. Selama Dana masih tidak perduli. Dia
percaya pada kesetiaan kanya selama ini, sampai suatu malam Dana melihat
sendirimereka berjalan berdua.
Dana
membuka jendela, sinar matahari pagi yang menyilaukan matanya yng terasa berat.
Dana merasa ini adalah karma , semula ia cukup curiga, kenapa kanya jadi banyak
tahu tentang dirinya. Tentang gadis -
gadis yang dipacarinya sementara, lalu ditinggalkan begitu saja? Darimana kanya
tahu tentang Dwi, Tuti, Eny, dan darimana kanya tahu kalau tidak dari Ali ?
Dana
mengakui kalau semua itu dilakukannya tanpa rasa bersalah pada kanya. Empat
tahun ia melakukan itu, sudah berapa banyak gadis yang disakiti hatinya ? Dana menatap sekeliling kamarnya . masih ada
foto Kanya di dinding, sedang tersenyum.Diatas meja wajah kanya masih
terpampang dengan manisnya memeluk Dana dan ada cangkir mungil kesayangan Kanya
yang disimpannya.
Tiba
- tiba Dana merasa muak, marah. Marah pada Kanya, marah pada Ali dan terlebih
pada dirinya sendiri. Dilemparkannya barang - barang pemberian Kanya,
dirobeknya foto - foto itu, sampai serpihan terkecil, sampai tak ada lagi wajah
Kanya, kenangan Kanya di kamarnya, Tapi di hatinya ? Dana masih sangsi.
Dana mendesak kenapa dulu ia menyalahgunakan
kebebasan yang diberikan Kanya padanya? Kenapa ia begitu yakin cinta
Kanyapadanya begitu murni ?
Apalagi
ada Ali yang tega menceritakan segala yang telah dilakukannya , dan begitu tega
merebut simpati Kanya , mengalihkan cinta Kanya darinya. Ali yang diberinya
kepercayaan untuk memegang teguh rahasianya, merusak segalanya. Kalau saja Kanya mengerti bahwa Cinta Dana
sebenarnya miliknya , bahwa gadis - gadis itu hanya sekedar mengisi waktu saja,
bahwa ia tidak pernah menyuki mereka secara sungguh - sungguh.
Dana
menyesal,selama ini Kanya dianggapnya tak tahu apa - apa tentang dirinya . Ada sejuta kata tanya di kepalanya , Dana
berteriak keras , melepas segala beban di hatinya , tapi tidak bisa. " Aku masih mencintainya" gumam
Dana.
"Hatinya gundah".....selam seminggu
Kanya kebinggungan . Dari teman Dana, Kanya tahu bahwa Dana belum pulang sampai
sekarang. Diam - diam rasa bersalah muncul dari hatinya .
Pasti Dana pergi karena ia kecewa atas
perpisahannya dengan Kanya sebulan yang lalu. Kanya mengakui bahwa ia tertarik
pada Ali sejak Dana mengajak mereka pergi bertiga waktu Dana berulang tahun.
Sikap Ali yang sangat sopan , baik hati segera menarik hati keluarga Kanya yang
semula dekat dengan Dana . Rasanya begitu menyenangkan dekat dengan Ali, yang
penuh perhatian, romantis. Berbeda dengan Dana yang kadang - kadang hangat,
tapi sering egois dan rasa kecemburuannya.
Sebenarnya
ada rasa bersalah yang menggangu Kanya karena telah menghianati Dana. Tapi dia
menyakitimu juga, diam - diam berhubungan dengan gadis lain, ucap hatinya,
Toh ia tak serius dengan gadis - gadis itu,
buktinya ia tetap mencintaimu, bantah sisi hatinya yang lain. Untung saja ada
Ali yang menceritakan kelakuan Dana padanya. Kalau tidak, entahlah.......berapa
lagi Dana akan mendustainya. Kanya duduk di depan meja riasnya.Disana ada foto Dana.Rasanya masuh
belum sangup mengantinya dengan orang lain.
Memandang wajah di cermin, ia melihat wajah yang
sedih, mata yang redup. Biasanya kalau melihat begini Dana akan segera
menghiburnya dengan candanya yang kadang keterlaluan. Selama seminggu ini ia
terus mengingat Dana . Empat tahun mereka bersama , tak mungkin melupakan
begitu saja . Kesadaran bahwa ternyata ia masih mencintai Dana , terus menerus
mengusik hatinya .
Karena
Ali semaunya berubah . Kanya tidak tahu apakah ia harus sediah ataupun gembira.
Sedih mengetahui kelakuan Dana , gembira karena lepas dari Dana , dan
mendapatkan Ali. Gembira,,,???benarkah...!!!buktinya kau murung terus selama
ini , bisik hatinya. Kanya merenung kembali. Selama satu bulan bersama Ali .
Kanya tak lagi merasakn kehangatanny. Kemana semua perhatian dulu...??Kanya
masih ingat poembicaraannya dengan Ali saat terakhir kalinya mereka bertemu.
" Kanya " aku ingin bicara tentang
hubungan kita " kata Ali.
" Tentang apa,Al ? tanya Kanya. Hatinya
menduga - duga apa yang akan dikatakan Ali .
Babyak teman - teman bilang aku telah merebutmu
dari Dana " kata Ali perlahan. " Lalu"?? tanya Kanya. " Padahal
sebenarnya tidak bukan?"" Kanya menggeleng. '" Tidak karena kau bermaksud baik
menceritakan tentang kelakauan Dana
padakau , lalu kami putus. Berarti kau
tidak merebutku " "Bukan - bukan
itu" sahut Ali cepat , "
maksudku , diantara kita toh tidak ada apa - apa , jadi mereka tidak berhak
menuduhku begitu....." Makdudmu kita ........." " Kita hanya berteman biasa,
Kanya." "
Ali"....." kau jangan berfikir lain tentang kita , Kanya waktu itu
aku kasihan melihatmu bersama Dana. Apalagi aku tidak mau memiliki bekas pacar
temanku sendiri......" Ali berkata dengan ringan. Kanya terkejut, rasa marah dan tersinggung memenuhi
hatinya.
" Ternya kau Cuma ingin mempermainka aku.
Ali dulu kau yang membuatku putus dengan Dana . Sekarang aku berkata kita Cuma
berteman ......." Bersambung....hehehe
0 komentar:
Posting Komentar