BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
19.53 |
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah SAW lalu
bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak aku perlakukan
dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu” ia bertanya lagi, “lalu siapa lagi?”
Nabi berkata, “Ibumu” “Kemudian siapa lagi?” lanjut lelaki itu. “Ibumu”. Jawab
Nabi. Lelaki itu kembali bertanya, “Lalu siapa lagi?” Rasulullah berkata,
“Bapakmu.”
(HR. Mutafakun Alaih)
A. KEUTAMAAN AYAH DAN IBU
Seandainya kita bertanya kepada seorang
ayah atau ibu, “Mengapa engkau rela berkorban untuk anak-anakmu?”
“Mengapa engkau meninggalkan rumah,
rela mengorbankan waktu istirahatmu, dan bekerja keras dalam hidup ini?”
Jawaban atas pertanyaan itu hanya satu,
“Kami rela berpayah-payah dan bekerja keras adalah untuk anak-anak kami agar mereka
hidup bahagia serta bisa bersekolah dan melakukan aktivitas dengan penuh kebahagiaan.”
Allah Ta’ala berfirman
Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada
ibu-bapaknya.
(Al-Ankabut:8)
Sang ibu telah mengandung janin yang ikut makan bersamanya. Sehingga badannya lemah.
Akan tetapi ia tetap bersabar ketika mengetahui bahwa anaknyalah yang memakan
makanan (yang masuk dalam tubuhnya) Andai harus berkorban nyawa, niscaya ia
akan memberikan nyawa tersebut sebagai hadiah untuk anaknya.
Kemudian ia menyusuinya hingga dua
tahun penuh. Mengasuh sang bayi yang tidak bisa berbuat apa-apa sejak ia masih
kecil. Ketika itu, ia hanya bisa menangis, tidak bisa berjalan dan berbicara,
maka sing ibu membimbingnya. Ia lewati malam yang begitu panjang tanpa tidur
dan beristirahat ketika sikecil revel.
Dialah yang bercucuran air mata
dikedua pipinya ketika mengetahui anaknya jatuh sakit. Maka dengan segala upaya
ia berusaha keras untuk kesembuhan anaknya.
Lalu giliran sang ayah bekerja keras,
membanting tulang untuk kemuliaan hidup anak-anaknya yang masih kecil. Sang
ayahlah yang menjadi penopang bagi anak, tentunya setelah Allah SWT.
Namun setelah sang anak tumbuh
dewasa, mereka lupa atas kebaikan dan jasa-jasa ini. Mereka berlaku bakhil kepada
kedua orang tuanya sampai-sampai dalam hal kenikmatan (dunia).
Maka mulai saat ini saya peringatkan
kepada kalian wahai anak-anak dengan beberapa pertanyaan berikut ini :
“Siapa yang telah mengandungmu dalam perut selama
sembilan bulan?”
“Siapa yang, telah bersabar menahan rasa sakit ketika
melahirkanmu hingga hampir saja ia
meninggal dunia?”
“Siapa yang telah menyusuimu selama dua tahun penuh?”
“Siapa yang terjaga semalaman dan mengorbankan waktu
istirahatnya untukmu, untuk mencukupi kebutuhan pangan dan sandangmu?”
“Siapa yang membawamu kedokter ketika kamu sakit, membelikan
obat untukmu. Ia tidak bisa tersenyum hingga Allah menyembuhkanmu?”
Sesungguhnya kita tidak akan bisa
merasakan begitu betapa berharganya seorang
ayah atau ibu, kecuali ketika kita telah kehilangan salah satu dari mereka. Maka muliakanlah
kedua orang tuamu, niscaya Allah SWT akan memuliakanmu juga.
B. HUKUMAN BAGI ORANG YANG DURHAKA KEPADA ORANG
TUANYA
Dikisahkan pada zaman dahulu ada seorang
laki-laki yang memukul ayahnya dan menyeretnya dengan pakaiannya sehingga
sampai ditoko penjual makanan. Ketika
orang ini telah lanjut usia sedangkan ayahnya telah meninggal dunia, pemilik
toko ini menyaksikan kejadian yang sangat aneh. Lelaki yang memukul ayahnya tadi
datang lagi. Akan tetapi kali ini ia datang bersama anaknya. Alangkah menakjubkan,
ternyata anak tersebut juga memukul ayahnya sebagaimana sang ayah dulu memukul
kakeknya. Ketika anak dan ayahnya tersebut sampai di depan toko makanan, sang
ayah berteriak, “Cukup wahai anakku, ayahmu dulu menyeret kakekmu hanya sampai
disini saja, jangan kau tambah lagi!”
Dikisahkan pula, ada seorang lelaki
kaya yang memiliki anak yang masih kecil, ia juga memiliki ayah yang sudah
lanjut usia yaitu kakek dari anaknya. Lelaki ini meletakkan makanan untuk
ayahnya pada sebuah wadah yang terbuat dari kayu. Si anak bertanya kepada sang
ayah “Wahai ayah, mengapa kau letakkan makanan kakek dimangkuk kayu ini?”
Sang ayah menjawab, “Sesungguhnya
kakekmu itu sudah tua, aku kawatir ia akan memecahkan mangkuk-magkuk kita yang
harganya mahal.”
Maka sianakpun berucap, “Kalau
begitu, tolong simpankan mangkuk kayu itu wahai ayah, hingga natinya aku bisa
menggunakannya untuk menyuguhkan makanan kapada ayah jika ayah sudah seumur
kakek !” Inilah buah dari kejahatan yang hanya menuai penyesalan…sedangkan
balasan atas perbuatan baik adalah kebaikan juga.
Rasulullah SAW telah memberitahukan
kepada kita dalam sabda beliau, “Setiap dosa itu akan ditangguhkan balasannya
oleh Allah hingga akhir kiamat kelak,
kecuali dosa durhaka kepada orang tua. Adzabnya akan disegerakan ketika
sipelaku masih hidup, sebelum kematiannya,”
Setiap dosa yang diperbuat oleh
manusia akan diampuni oleh Allah atau akan dihisap diakhirat nanti, kecuali dosa
durhaka kepada ayah dan ibu. Adzabnya akan ditimpahkan dengan segera kapada
pelakunya.
C. APA YANG
HARUS DILAKUKAN ORANG YANG DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA JIKA IA MAU BERTOBAT ?
Ketika Allah SWT akhirnya ridho
terhadap anak yang dahulunya durhaka. Dia memberikan jalan taubat baginya dan
menginginkan agar anaknya tersebut bertaubat.
Maka barang siapa ingin bertaubat
dari dosa durhaka kepada orangtua, hendaknya ia menemui kedua orangtuanya dan
meminta maaf kepada keduanya serta memohon kerelaan mereka atas sikapnya yang
menentang selama ini.
Demi Allah, sesungguhnya hati ayah
dan ibu itu sangat lembut, sehingga mereka akan segera memberikan maaf dan pengampunan
kepada anaknya dengan segera. Kemudian ia meminta ampunan kepada Allah SWT dan berjanji
untuk tidak mengulangi dosa tersebut pada kesempatan yang lain.
Dan barang siapa yang kedua
orangtuanya telah tiada sedangkan ia pernah berlaku durhaka terhadap mereka,
maka hendaknya mendatangi kuburan kedua orangtua
tersebut, meminta ampunan kepada Allah. Kemudian ia Meminta ampunan kepada
Allah untuk dirinva sendiri. Kemudian bersedekah untuk ruh kedua orangtuanya,
dan berbuat baik kepada kerabat mereka; agar dengan semua ini Allah Azza Wajalla
berkenan mengampuni mereka
INGAT: Allah hanya berwasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua
orangtuanya dan tidak mewasiatkan hal itu kepada orangtua terhadap anak-anaknya.
D. HIKMAH YANG BISA DIPETIK
- Taat dan berbuat baik kepada kedua orangtua tatkala mereka masih hidup dan ketika mereka telah tiada.
- Durhaka kepada kedua orangtua adalah dosa paling besar yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.
- Ayah dan ibu kitalah yang menjadi kunci keberadaan kita di dunia setelah Allah SWT.
- Mengetahui hak-hak orangtua ketika mereka masih hidup dan sesudah mereka tiada.
- Apa pun yang kita lakukan tidak akan mampu membalas jasa kedua orangtua kita terhadap kita.
- Segera bertaubat dari dosa durhaka kepada orangtua sebelum Allah menimpakan adzab-Nya atas kita.
E. KISAH YANG MENAKJUBKAN
Syahdan, pada zaman dahulu ada
seorang laki-laki yang durhaka kepada ibunya (ia berani memukul dan
mencacinya), dan lebih mencintai istrinya. Pada suatu hari istrinya jatuh
sakit.
Dokter berkata, “istrimu harus
menjalani cangkok jantung.” Maka laki-laki yang kejam itu pergi menemui ibunya
kemudian membunuhnya dan mengeluarkan jantungnya. Kemudian ia genggam jantung
tersebut dengan tangannya. Ditengah perjalanan ia terantuk jatuh sehingga
hampir saja ia terjatuh. Tiba-tiba jantung sang ibu tersebut berseru, “Hati-hati
wahai anakku, jangan sampai terjatuh!”
Duhai begitu menakjubkan, duhai
begitu kasih dan sayangnya sang ibu kepada anaknya. Sungguh amat mengagumkan!!.
F. HAK-HAK KEDUA ORANG TUA
Allah Ta’ala telah menetapkan hak-hak
untuk kedua orang tua, diantaranya :
1.
Menaati keduanya dikala masih
muda ataupun ketika sudah dewasa.
2.
Berbuat baik kepada keduanya,
sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah Ta’ala
..... dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya …..
3.
Memuliakan keduanya, mencium
kedua tangannya, menghormati keduanya.
4.
Tidak membebani keduanya dengan
banyaknya permintaan dan tuntutan.
5.
Lebih mendahulukan ibu dan ayah
dari semua orang. Maka apabila seorang muslim hendak memberikan hadiah,
hendaknya ia lebih mendahulukan kedua orang tuanya.
6.
Mendo’akan keduanya agar mendapatkan
rahmat dan ampunan dari Allah dan menyeru manusia (agar mendo’akan) kedua orang
tua mereka dengan mengatakan :
Wahai rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil.
7.
Tidak menampakkan ketidaksukaan
kepada keduanya sekalipun dengan perkataan ‘uf’ (ah) yang hanya terdiri dari
dua huruf. Seandainya dalam bahasa arab ada kata yang lebih sedikit jumlah
hurufnya dari kata tersebut niscaya akan disebutkan dalam Al-Quran.
8.
Memanggilnya dengan sebutan
‘ayah’ dan ‘ibu’. Tidak meniru budaya orang-orang yang memanggil orang tua
mereka dengan sebutan ‘hai fulan’ dan ‘fulanah’, karena demikian merupakan adap
yang buruk kepada mereka.
9.
Memaksimalkan penghormatan
kepada keduanya. Ada
seorang sholih yang tidak suka makan bersama ibunva. Maka orang-orangpun
bertanya tentang, perbuatannya tersebut. Ia
menjawab “Sesungguhnya aku kawatir jangan-jangan ibuku menginginkan suatu makanan
tetapi ternyata aku telah mengambilnya terlebih dahulu, sehingga aku menghalanginya
untuk memakan makanan tersebut. Dengan demikian aku digolongkan sebagai orang
yang durhaka kepadanya.”
10.
Selalu berusaha mendapatkan
keridhoan mereka berdua, serta tidak membuat keduanya marah.
Ada seorang lelaki yang keluar hendak berjihad fisabilillah dengan
meninggalkan kedua orang tuanya sehingga keduanya menangis karenanya. Lalu Nabi
SAW barsabda:
Kembalilah kepada kedua orang tuamu. Buatlah mereka
tersenyum sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis!
G. DOSA DURHAKA KEPADA KEDUA
ORANGTUA
Ada sebagian anak
melakukan dosa paling besar, yaitu durhaka kepada kedua orangtua. Durhaka
adalah kebalikan dari berbakti kepada kedua orangtua.
Engkau lihat ia menentang mereka,
tidak menaati mereka, bahkan terkadang mencaci maki mereka, atau bahkan memukul
mereka, atau meninggalkan ayah dan ibunya disaat mereka membutuhkannya. Nabi
SAW telah mengabarkan kepada kita tentang dosa yang mengerikan ini. Beliau
bersabda:
Maukah aku kabarkan pada kalian
tentang dosa yang paling besar? Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka pada
orangtua.
Beliau SAW juga bersabda, “Diantara
dosa besar adalah seorang laki-laki mencacimaki kedua orangtuanya. Para sahabat
bertanya, Bagaimana bisa seorang mencaci kedua oranotuanya?” Beliau menjawab, “Ya,
dia mencaci ayah seseorang lalu orang tersebut balas mencacimaki ayah dan ibunya.”
Maksud dari hadis tersebut adalah
seseorang mencela sahabatnya dengan mengatakan, “Hai anak.... (dengan menyebutkan
sesuatu yang jelek)!” Lalu sahabatnva tadi membalas. “Kamu yang anak demikian….(dengan
menyebutkan sesuatu yang jelek)!” sehingga cacian dan makian itu akhirnya dikembalikan
kepadanya.
Ini adalah dosa yang teramat besar
disisi Allah ‘Azza Wajaila. Hal ini hanya dilakukan oleh orang yang bermaksiat
dan durhaka. Adapun orang-orang yang beriman, maka lisan mereka suci dari
ucapan tercela ini. Nabi bersabda:
Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla
mengharamkan atas kalian berlaku durhaka kepada ibu-ibu kalian.
H. BENTUK-BENTUK KEDURHAKAAN
KEPADA KEDUA ORANGTUA
1.
Seorang anak durhaka kepada kedua
orang tuanya dengan tidak menaati segala perintahnya, atau menaati perintah yang
disukainya saja, dan menentang perintah yang dibencinya sehingga menyusahkan
kedua orangtuanya.
Sebagian anak lebih suka tidur dan berleha-leha dari
pada membantu ayah dan ibunya. Sebagian lagi lebih suka menonton televisi
daripada membantu kedua orangtuanya.
2.
Sebagian anak menjadikan orangtuanya
bersedih karena gagal dalam ujian, atau
menyebabkan orangtuanya bersedih karena gagal dalam ujian, atau menyebabkan orangtuanya
menghadapi banyak masalah, atau tidak mau menaati perintah mereka
3.
Sebagian anak bermuamalah dengan
orangtuanya dengan cara yang kasar sehingga menyebabkan mereka marah.
4.
Sebagian lagi berlidah tajam,
mencaci maki ayah dan ibunya.
5.
Terkadang ia bertindak jahat.
Ia tak segan memainkan tangannya untuk menyakiti ayah dan ibunya.
6.
Sebagian anak ada yang, merasa
malu jika menampakkan pekerjaan ayah dan ibunya. Padahal ia tidak faham bahwa
andaikata ayahnya mampu menggapai bintang gemintang dilangit, semua itu akan
dia berikan hanya untuk sang anak.
7.
Sebagian yang lain meninggikan
suaranya terhadap ayah dan ibunya.
8.
Banyak anak lebih mencintai
sahabatnya, atau kerabatnya, dibanding ayah dan ibunva. Ia lebih banyak memberikan hadiah kepada mereka
dan melupakan kedua orangtuanya.
9.
Melupakan kedua orangtuanya
setelah keduanya meninggal dunia, sehingga ia tidak mendoakan mereka dan tidak
mengeluarkan sedekah untuk mereka
10.
Sebagian anak berlaku kikir
terhadap kedua orangtuanya dalam masalah harta, sehingga ia bersikap egois,
hanya mementingkan dirinya sendiri.
11.
Sebagian lainnya membebani ayah dan ibu mereka
dengan berbagai macam tuntutan dan urusan.
I. APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA ORANG TUA
BELIAU MENINGGAL DUNIA?
Terkadang satu diantara kedua orang
tua kita telah meninggal dunia, atau bahkan kedua-duanya telah meninggal. Pada
saat itu seorang muslim wajib melakukan amalan diantaranya:
1.
Memperbanyak do’a dan istigfar
untuk mereka karena Allah SWT akan mengangkat derajat mereka di jannah dengan
banyaknya istighfar.
2.
Mengeluarkan sedekah untuk keduanya
setelah mereka wafat.
3.
Berbuat baik kepada teman ayah
atau ibunya.
4.
Menyambung tali silaturrahmi
kepada kerabat ayah dan ibunya. Mengunjungi paman dan bibi dari pihak ayah
ataupun ibu, serta memuliakan keduanya.
Nabi SAW telah memerintahkan orang yang ditinggal
mati agar memuliakan ibunya.
J. BISAKAH KITA MEMBALAS KEBAIKAN KEDUA ORANG
TUA KITA ?
Setelah kita menunaikan berbagai
kewajiban ini apakah berarti kita telah membalas jasa-jasa kedua orang tua
kita?
Seorang laki-laki pernah datang menghubungi
Rasulullah SAW lalu bertanya. “Wahai Rasulullah, saya telah menggendong ibu
saya diatas pundak saya, lalu saya menunaikan haji bersamannya. Apakah dengan
demikian berarti saya telah membalas jasa beliau?” Maka Nabi SAW pun menjawab:
“Tidak, engkau belum bisa membalas budi beliau
sekalipun dengan thalqoh.”
Thalqoh adalah bagian dari rasa sakit
yang diderita sang, ibu ketika melahirkan. Sedangkan laki-laki tersebut telah
mengendong ibunya diatas pundaknya kemudian menunaikan haji bersama ibunya yakni
Thowaf disekitar Ka'bah dan melakukan
Sa’I antara Shofa dan Marwa, serta melaksanakan Wukuf di bukit Arafah bersama
ibunya.
Ia melakukan semua manasik haji
dengan menggendong sang ibu diatas pundaknya, serta memberinva makanan dan minuman.
Dan ia pun membantu segala kebutuhan sang ibu. Namun ternyata hal itu belum
mampu membalas jasa sang ibu walaupun satu bagian saja dari rasa sakit yang
diderita sang ibu ketika melahirkan.
Nabi SAW bersabda:
Tidaklah seorang anak mampu membalas jasa orang
tuanya kecuali jika ia mendapati orang tuanya menjadi budak kemudian ia
membelinya, lalu membebaskannya.
Artinya seorang anak tidak akan mampu
membalas jasa orang tua terhadapnya, kecuali dalam satu kondisi saja, yaitu
ketika la melihatnya menjadi budak yang diperjualbelikan, lalu la membelinya, kemudian
memerdekakannya dari perbudakan.
Maka siapa diantara kita yang sanggup
membalas jasa yang begitu besar ini? Dan siapakah diantara kita yang sanggup
membayar hak-hak kedua orangtuanya atau sebagian saja darinya?
Maka hendaknva kita menaati kedua
orangtua kita karena barang siapa menaati mereka, niscaya ia akan masuk Jannah
dan mendapatkan keridhoan Allah Ta'ala.
Kabut kecemburuan
04.39 |
Angin malam
bersenandung lirih menghembus pucuk - pucuk pohon yang berdiri tegak di tengah
kabut. Hati terasa tercekal oleh suasana sepi yang begitu mengiris. Dana
termenung sendiri di tengah gelapnya malam, hatinya sakit oleh kata - kata yang
di dengarnya dari Kanya, kekasihnya yang selam empat tahun ini. Apa arti
perjalanan panjang yang dilaluinya selama ini ? Empat tahun yang sia - sia,
dipertahankan, dipelihara hinga tumbuh subur tanaman cinta di hatinya, dipupuk,
disiangi ilalang yang menganggunya. Tapi ternyata semak berduri itu merusaknya,
semak berduri yang tumbuh di halaman hatinya.
Betapa
pedih, Dana menghembus nafas panjang, apa artinya semua harapan itu. Bila
akhirnya hancur begitu saja. Masih terniang di telinganya suara merdu yang
selalu merindukannya satiap malam, tapi kini terdengar menyakitkan. Malam itu
Dana meminta kanya menunggunya di Cafe tempat mereka bertemu " Kanya, aku
ingin menanyakan sesuatu padamu " ucap Dana begitu mereka duduk berhadapan.
Kenapa tidak kau tanyakan saja, toh kau bebas kau ngomong apa saja seperti
biasanya, " sahut kanya dengan cuek, " denga siapa kamu pergi tadi
malam ? " kenapa kamu bertanya begitu, toh aku bebas pergi dengan siapa
saja , aku juga tak pernah melarangmu pergi dengan siapa pun dia." Aku
melihatmu dengan Ali tadi malam ?"
" Lalu ?"
"akuilah kanya akhir - akhir ini kamu sering bersama Ali" Dana
melihat mata indah itu, ada keterkejutan disana. " ada apa antara kamu dan
dia ?" " kami hanya berteman
Dana, apa tidak boleh aku berteman dengan temanku bahkan ia juga temanmu
?" 'Dana tersenyum pahit" , Kanya matamu tak bisa berbohong padaku,
meskipun bibirmu berkata tidak."
'Kanya terdiam, Dana melihat kegelisahan pada sikapnya. Disentuhnya
tangan yang dingin itu, Kanya tak bereaksi . Aku sudah dikianati temankun
sendiri. Tak kusangka Ali tega melakukannya, perih suara batin Dana. " Kau mencintai Ali ?" Kanya tidak menjawab. " kau tidak mencintaiku
lagi" Kanya menggangkat wajahnya,
Menatap tajam pada Dana, " tapi kau, bnyak sudah yang kau singahi, Dwi,
Tutik, dan entah siapa lagi, mungkin Eny............, cukup sering kudengar
semua itu," Kanya terisak perlahan.
Ali pasti Ali yang menyeritakan semua itu. Tak ada orang lagi, gumam
Dana. " dan kau juga?" tanya
Dana pedih, " Aku sedang belajar
menjalaninya ........." Dana
mengutuk dirinya sendiri , kenapa semua itu harus dilakukannya , kenapa dia
tidak mendengarkannya , padahal Dana tahu bahwa Kanya mencintainya sunguh - sunguh. Dan sebenarnya Dia juga
mencintai kanya juga. Apakah aku harus kehilangan dia ? batin Dana. Sepertinya kau sudah tidak mengingginkan aku
lagi , Kanya memang Ali lebih segala - galanya dariku," Dana memandang kanya yang menunduk menekuri
segelas lemon tea dihadapannya. "
dan sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan lagi, birpun sudah enpat
tahun lewat........" ucap Dana pedih,
kita berpisah saja Kanya" Kanya tak menyahut.
Dana sudah tak tahan lagi , dia berdiri, lalu
mengenggam tanggan kanya untuk terakhir
kali.
"Aku pulang.selamat malam." Dana
membalikkan tubuh dan berjalan menjauhi cafe tempat favoritnya bersama Kanya.
Masih sempat di dengarnya suara kanya sebelum ia melangkah, Maafkan aku Dana............"
Tapi Dana sudah tak peduli, dia terus saja
melangkah, kabut malam menjadi saksi kepedihannya,
Sudah
dua hari Dana tak bisa tidur, sejak pertemuannya dengan Kanya di Cafe itu.
Apalagi sakap dana tetap biasa - biasa saja, seperti tidak ada sesuatu yang
telah terjadi.
Satu bulan ini Kanya memang sudah berubah sikap
dengannya. Menjadi kasar , tidak peduli dan selalu jika diajaknya pergi. Apalagi banyak laporan dari teman - temannya
yang sering melihat Ali dengan Kanya. Selama Dana masih tidak perduli. Dia
percaya pada kesetiaan kanya selama ini, sampai suatu malam Dana melihat
sendirimereka berjalan berdua.
Dana
membuka jendela, sinar matahari pagi yang menyilaukan matanya yng terasa berat.
Dana merasa ini adalah karma , semula ia cukup curiga, kenapa kanya jadi banyak
tahu tentang dirinya. Tentang gadis -
gadis yang dipacarinya sementara, lalu ditinggalkan begitu saja? Darimana kanya
tahu tentang Dwi, Tuti, Eny, dan darimana kanya tahu kalau tidak dari Ali ?
Dana
mengakui kalau semua itu dilakukannya tanpa rasa bersalah pada kanya. Empat
tahun ia melakukan itu, sudah berapa banyak gadis yang disakiti hatinya ? Dana menatap sekeliling kamarnya . masih ada
foto Kanya di dinding, sedang tersenyum.Diatas meja wajah kanya masih
terpampang dengan manisnya memeluk Dana dan ada cangkir mungil kesayangan Kanya
yang disimpannya.
Tiba
- tiba Dana merasa muak, marah. Marah pada Kanya, marah pada Ali dan terlebih
pada dirinya sendiri. Dilemparkannya barang - barang pemberian Kanya,
dirobeknya foto - foto itu, sampai serpihan terkecil, sampai tak ada lagi wajah
Kanya, kenangan Kanya di kamarnya, Tapi di hatinya ? Dana masih sangsi.
Dana mendesak kenapa dulu ia menyalahgunakan
kebebasan yang diberikan Kanya padanya? Kenapa ia begitu yakin cinta
Kanyapadanya begitu murni ?
Apalagi
ada Ali yang tega menceritakan segala yang telah dilakukannya , dan begitu tega
merebut simpati Kanya , mengalihkan cinta Kanya darinya. Ali yang diberinya
kepercayaan untuk memegang teguh rahasianya, merusak segalanya. Kalau saja Kanya mengerti bahwa Cinta Dana
sebenarnya miliknya , bahwa gadis - gadis itu hanya sekedar mengisi waktu saja,
bahwa ia tidak pernah menyuki mereka secara sungguh - sungguh.
Dana
menyesal,selama ini Kanya dianggapnya tak tahu apa - apa tentang dirinya . Ada sejuta kata tanya di kepalanya , Dana
berteriak keras , melepas segala beban di hatinya , tapi tidak bisa. " Aku masih mencintainya" gumam
Dana.
"Hatinya gundah".....selam seminggu
Kanya kebinggungan . Dari teman Dana, Kanya tahu bahwa Dana belum pulang sampai
sekarang. Diam - diam rasa bersalah muncul dari hatinya .
Pasti Dana pergi karena ia kecewa atas
perpisahannya dengan Kanya sebulan yang lalu. Kanya mengakui bahwa ia tertarik
pada Ali sejak Dana mengajak mereka pergi bertiga waktu Dana berulang tahun.
Sikap Ali yang sangat sopan , baik hati segera menarik hati keluarga Kanya yang
semula dekat dengan Dana . Rasanya begitu menyenangkan dekat dengan Ali, yang
penuh perhatian, romantis. Berbeda dengan Dana yang kadang - kadang hangat,
tapi sering egois dan rasa kecemburuannya.
Sebenarnya
ada rasa bersalah yang menggangu Kanya karena telah menghianati Dana. Tapi dia
menyakitimu juga, diam - diam berhubungan dengan gadis lain, ucap hatinya,
Toh ia tak serius dengan gadis - gadis itu,
buktinya ia tetap mencintaimu, bantah sisi hatinya yang lain. Untung saja ada
Ali yang menceritakan kelakuan Dana padanya. Kalau tidak, entahlah.......berapa
lagi Dana akan mendustainya. Kanya duduk di depan meja riasnya.Disana ada foto Dana.Rasanya masuh
belum sangup mengantinya dengan orang lain.
Memandang wajah di cermin, ia melihat wajah yang
sedih, mata yang redup. Biasanya kalau melihat begini Dana akan segera
menghiburnya dengan candanya yang kadang keterlaluan. Selama seminggu ini ia
terus mengingat Dana . Empat tahun mereka bersama , tak mungkin melupakan
begitu saja . Kesadaran bahwa ternyata ia masih mencintai Dana , terus menerus
mengusik hatinya .
Karena
Ali semaunya berubah . Kanya tidak tahu apakah ia harus sediah ataupun gembira.
Sedih mengetahui kelakuan Dana , gembira karena lepas dari Dana , dan
mendapatkan Ali. Gembira,,,???benarkah...!!!buktinya kau murung terus selama
ini , bisik hatinya. Kanya merenung kembali. Selama satu bulan bersama Ali .
Kanya tak lagi merasakn kehangatanny. Kemana semua perhatian dulu...??Kanya
masih ingat poembicaraannya dengan Ali saat terakhir kalinya mereka bertemu.
" Kanya " aku ingin bicara tentang
hubungan kita " kata Ali.
" Tentang apa,Al ? tanya Kanya. Hatinya
menduga - duga apa yang akan dikatakan Ali .
Babyak teman - teman bilang aku telah merebutmu
dari Dana " kata Ali perlahan. " Lalu"?? tanya Kanya. " Padahal
sebenarnya tidak bukan?"" Kanya menggeleng. '" Tidak karena kau bermaksud baik
menceritakan tentang kelakauan Dana
padakau , lalu kami putus. Berarti kau
tidak merebutku " "Bukan - bukan
itu" sahut Ali cepat , "
maksudku , diantara kita toh tidak ada apa - apa , jadi mereka tidak berhak
menuduhku begitu....." Makdudmu kita ........." " Kita hanya berteman biasa,
Kanya." "
Ali"....." kau jangan berfikir lain tentang kita , Kanya waktu itu
aku kasihan melihatmu bersama Dana. Apalagi aku tidak mau memiliki bekas pacar
temanku sendiri......" Ali berkata dengan ringan. Kanya terkejut, rasa marah dan tersinggung memenuhi
hatinya.
" Ternya kau Cuma ingin mempermainka aku.
Ali dulu kau yang membuatku putus dengan Dana . Sekarang aku berkata kita Cuma
berteman ......." Bersambung....hehehe
Lokasi:
Nganjuk, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)